TUGAS KIMIA BAHAN HAYATI LAUT
OLEH :
M. ARMAN AHMAD
051609013
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2013
-
CARA MENGEKSTRAKSI ALGA COKLAT (Sargassum filipendula) MENJADI ALGINAT
-
Rumput laut Sargassum filipendula kering seberat 5 gram direndam dalam larutan HCl 0,5% selama 30 menit, dengan perbandingan 1:15 b/v (rumput laut:larutan HCl) dengan tujuan untuk meningkatkan kadar alginat dan membebaskan garam-garam mineral.
-
Perendaman berikutnya dilakukan menggunakan larutan NaOH 0,5% dengan perbandingan 1:15 b/v (rumput laut:NaOH 0,5%} selama 30 menit, dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa protein.
-
Setelah perendaman, rumput laut diekstraksi dengan menginkubasi rumput laut tersebut dalam larutan Na2CO3 2% pada suhu 60oC selama 60 menit.
-
Selanjutnya, dilakukan penyaringan dengan kertas saring, dan filtrat yang diperoleh ditambahkan larutan NaOCl 10% sebanyak 2% dari jumlah filtrat yang dihasilkan, diaduk sampai warnanya berubah menjadi kuning.
-
Kemudian, filtrat yang diperoleh diatur pH-nya menjadi 1-2 dengan menambahkan larutan HCl 15%, didiamkan 30 menit, dan disaring menggunakan penyaring berukuran 40 mesh.
-
Gel yang diperoleh kemudian dilarutkan dalam larutan Na2CO3 10%, diaduk sampai homogen, dan pH diatur sampai netral.
-
Selanjutnya, larutan tersebut dilarutkan dalam larutan isopropil alkohol sambil diaduk.
-
Akhirnya, serat yang diperoleh kemudian dikeringkan, dan merupakan rendemen alginat. Alginat diyakini dalam bentuk garam Na-alginat yang diekstraksi menggunakan garam Na2CO3.
RUJUKAN
Rasyid, A. 2003. Alga Coklat (Phaeophyta) sebagai Sumber Alginat. Oseana Volume XXVIII No. 1: 33-38
Widyastuti, S. 2008. Kadar Alginat Rumput Laut Yang Tumbuh Di Perairan Laut Lombok Yang Diekstrak Dengan Dua Metode Ekstraksi. Program Studi Tenologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Lombok.
-
CARA MENGEKSTRAKSI ALGA MERAH (Eucheuma cottonii) MENJADI KARAGENAN
-
Persiapan
Rumput laut kering yang digunakan adalah Eucheuma cottonii berasal dari daerah Bantaeng.
-
Perlakuan Alkali
Rumput laut dimasak dalam larutan alkali (penambahan NaOH2% hingga mencapai pH 8-9) dengan perbandingan aquades 1:20pada temperatur 85-90oC selama 2 jam. .
-
Penghancuran/agitasi
Rumput laut dihancurkan setelah mengalami perlakuan alkali seperti bubur dengan proses pengadukan atau agitasi.
-
Ekstraksi
Rumput laut dimasak dalam kondisi alkali KOH (5%, 10%, 15%) pH 9-10 dengan perbandingan aquades 1:3 pada temperatur pemanasan 90oC selama 15 dan 18 jam . selama proses ekstraksi, larutan diaduk menggunakan magnetik stirer untuk membantu proses pengadukan.
-
Penyaringan/filtrasi
Bubur disaring dengan cepat dalam keadaan panas menggunakan kain saring sampai filtrat dalam bentuk sol (cairan kental) terpisah dari residu/ampas padat.
-
Penambahan alcohol
Ditambahkan Isopropanol 95% berlahan-lahan (sedikit-demi sedikit) pada filtrat, pada suhu 60-70oC sambil diaduk sampai terbentuk endapan karaginan yang akan terpisah dengan cairannya.
-
Pengeringan/penepungan
Serat karaginan didinginkan dalam alat pengering pada suhu 60-70oC selama 12 jam.
RUJUKAN
Fatimah, M. ST. 2012. Studi Pengaruh Konsentrasi KOH dan Lama Ekstraksi terhadap Karakteristik Karagenan dari Rumput Laut (eucheuma cottonii). Skripsi Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Makassar.
-
CARA MENGEKSTRAKSI ALGA HIJAU (Scenedesmus sp) SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL
-
Ekstraksi Minyak dari Alga
-
Alga yang akan diolah menjadi biodiesel dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari. Pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan air yang terkandung di dalam alga.
-
Alga yang sudah kering diblender untuk memecah dinding selnya supaya minyak yang terkandung di dalamnya dapat terekstrak.
-
Kemudian alga yang sudah di blender disaring menggunakan kain kasa dan diambil filtratnya.
-
Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong pisah dan didiamkan sampai terbentuk dua fasa. Pemisahan dengan corong pisah merupakan salah satu metode pemisahan sederhana yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih zat berdasarkan massa jenisnya. Minyak mempunyai massa jenis yang lebih kecil dari air, sehingga pada waktu pemisahan dengan corong pisah, minyak berada pada lapisan atas.
-
Kemudian minyak yang sudah terpisah ditampung dalam wadah lain.
-
Konversi Minyak Alga Menjadi Biodiesel
Minyak alga yang diperoleh dari hasil ekstraksi diubah menjadi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi trigliserida dengan metanol.
Metode transesterifikasi pada dasarnya terdiri atas 4 tahapan sebagai berikut :
-
Pembuatan metoksida dengan cara mencampuran katalis KOH dengan metanol pada konsentrasi katalis antara 0,5 – 1 wt% dan 10 – 20 wt% metanol terhadap massa minyak.
-
Pencampuran metoksida dengan minyak pada temperatur 55o C dengan kecepatan pengadukan konstan, reaksi dilakukan sekitar 30 – 45 menit.
-
Setelah reaksi berhenti, campuran didiamkan hingga terjadi pemisahan antara metil ester dengan gliserol. Metil ester yang dihasilkan pada tahap ini sering disebut sebagai crude biodiesel, karena metil ester yang dihasilkan mengandung zat-zat pengotor, seperti sisa metanol, KOH, dan gliserol.
-
Metil ester yang dihasilkan pada tahap ketiga dicuci menggunakan air hangat untuk memisahkan zat-zat pengotor dan kemudian dilanjutkan dengan destilasi untuk menguapkan air yang terkandung dalam biodiesel.
RUJUKAN
Triantoro, K. 2008. Alga Mikro Scenedesmus Sp. Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Baku Biodiesel Di Indonesia. Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat umum. Yogyakarta.